Selasa, 03 Desember 2013

Pendakian Gunung Slamet


Gunung Slamet adalah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah.

Gunung Slamet merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Terdapat empat kawah di puncaknya yang semuanya aktif.

  • Ketinggian : 3.428 meter
  • Lokasi : Banyumas dan Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia 
  • Koordinat : 7°14′30″LS,109°12′30″BT
  • Aktivitas terakhir : Mei 2009
  • Jarak dari Purwokerto : 15 Km
  • Referensi : wikipedia

Jalur Pendakian Gunung Slamet

Jalur pendakian Gunung Slamet yang standar adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Selain itu bisa juga lewat jalur Baturraden, atau dari desa Gambuhan, desa Jurangmangu dan desa Gunungsari Kabupaten Pemalang.

Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah.

Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat. Tetapi Jika anda melewati jalur bambangan, mungkin masalah air tidak terlalu sulit. Memang para pendaki harus banyak membawa air dari bawah, tetapi sesampainya di pos v atau tepatnya di pos Samhyang rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos v. Selain rute bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuhliwung. Dari pos 1 sampai pos 5 membutuhkan waktu sekitar 8jam. Dan ada mata air di pos 2 dan 3.

Jalur pendakian Gunung Slamet juga bisa melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia. kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.

Misteri Gunung Slamet





Pengalaman mistis naik gunung Slamet

Samarantu , Gunung Slamet
Gunung Slamet adalah gunung tertinggi dan terbesar di Jawa Tengah, dengan ketinggian 3428 mdpl,dan gunung tertinggi kedua di Jawa setelah semeru.
Waktu itu kami bertiga melewati jalur dari bambangan, Desa kutabawa, kecamatan Karangreja, kabupaten Purbalingga, yang merupakan jalur resmi pendakian menuju Slamet.
Selain jalur Baturaden (Purwokerto), jalur kaliwadas ( Brebes ), jalur Guci (Tegal), jalur Dukuh liwung ( Tegal ), jalur gajah Nguling ( Pemalang ).

Nah kami menuju Base camp kepunyaan pak Muhaeri yang juga Kepala dusun Bambangan.

Memulai pendakian mesti lewat jalur aspal dahulu kira - kira 15 menit baru sampai di Gapura pendakian .Yah kebanyakan para pendaki telah mengetahui keadaan gunung slamet dan jalurnya.

Kali ini bukan mau bercerita tentang gunung Slamet secara gamblang, hanya hendak membagi pengalaman ketika kami di Slamet.
Waktu itu setelah melewati pos demi pos akhirnya menjelang malam tiba sampailah kami di Pos 4 yang bernama Samarantu. Disana terdapat pohon besar berdiri ditengah jalan. Kami berinisiatif untuk beristirahat disana sampai pagi guna melanjutkan pendakian. Maka tenda kami dirikan dengan suka cita..istirahat gitu loch...
Setelah berdiri tenda, di lanjutkan dengan membuat minuman panas untuk pengiring tidur nanti. Tentu dengan cara aman kita membuat apinya, yakni denngan kompor Parafin . Setelah itu karena sudah terlampau lelah kami beranjak tidur didalam tenda, dengan masing masing memakai Sleeping bag terasa hangat dan tidurlah kami ditengah rimba gunung Slamet.

Dan hanya kami bertiga tanpa ada siapapun juga atau teman pendaki lain karena hari pendakian kita memang bukan pas sabtu yang biasanya ramai dengan para pendaki .
Setelah terasa cukup dan
kupikir hari sudah pagi, dan aku merasa harus kencing, maka aku keluar tenda untuk mencari tempat pas buat buang air kecil. Terasa lega sudah dan baru sadar kalau hari masih malam.
Sialan...segera aku hendak kembali ke dalam tenda yang mana dua temanku
Masih terlelap dalam mimpi capai..he he he.. nyusul ah, pikirku.
Ketika aku membuka tabir tnda didalam yang seharusnya ada 2 teman ku ternyata menjadi ada 3.
Lho siapa..? Pikirku.. mendadak rasa takut menyeruak karena hari masih gelap malam. Tanpa main selidik aku keluar lagi dan membuat api unggun di depan tenda. Maklum udara terasa dingin sekali.
Sambil aku berpikir: Siapa tadi didalam yang memakai sleeping Bag ku..?? seharusnya hanya ada 2 di dalam tenda karena kami mendaki juga hanya bertiga, sementara aku tadi keluar tenda untuk buang air kecil. Tak terasa hawa hanat api unggun membuatku sedikit melupakan kejadian tadi, smbil minum teh panas dan mengisap rokokku, tak kuupedulikan lagi keadaan seram yang terjadi tadi.

Perlahan kumandang adzan
Subuh terdengar dari perkampungan Bambangan di kaki Slamet, menandakan hari telah pagi. Aku segera membereskan perlengkapan api unggunku dan segera hendak masuk tenda lagi walaupun masih deg - degan, terpikir kejadian semalam.
Begitu aku membuka tenda, kedua temanku masih terlelap tidur dan hanya berdua tak lagi bertiga seperti tadi malam. Masya Allah! ... Siapa tadi malam..???
Akhirnya kubangunkan kedua kawanku guna persiapan pendakian selanjutnya yang kurasa masih jauh dan harus melewati pos demi pos lagi.
Sengaja kejadian malam
Tadi tak kuceritakan kepada
2 temanku, takutnya mereka juga ngeri dan memutuskan tak jadi menuju puncak Slamet.

Setelah beres peralatan kami masuk Bag Packing, kami lanjutkan perjalanan kami menuju puncak slamet yang teramat lestari dengan hutan dan pohon yang masih hijau dan alami.
Singkatnya setelah melampaui puncak Slamet dan tanpa gangguan berarti, kami segera turun menuju Bambangan lagi, karena sudah rindu nasi. Walau pun ditengah jalan menuju turun hujan badai terus menderu, perlahan akhirnya kami sampai juga diBase Camp Bambangan dengan selamat.

Akhirnya sesampai Di Base Camp smbil makan aku bercerita tentang kejadian semalam ke Pak Muhaeri dan 2 temanku. Mereka kaget, tetapi tidak bagi pak Muhaeri, beliau hanya bilang bahwa pos 3 Samarantu jarang dipakai untuk bermalam tidur, kalau hanya membuat api uggun atau minum air panas biasa ( apa karena tak keberuntungan ku saja ya? ),
Karena Samarantu di ambil dari kata Samar : tak kelihatan atau samar -samar dan Antu yaitu hantu. yang arti globalnya adalah hantu yang hampir tak kelihatan ..!!!
Masya Allah!.. Sambil setengah bercanda pakk Muhaeri bilang: untung lah tak ada kejadian apa - apa lagi waktu itu, soalnya hantu nya tidur..
Coba kalau bngun..wah..ada - ada saja pak Muhaeri ini.
Setelah kejadian itu, tak menyurutkan niatku dan kami untuk kembali ke Slamet dan gunung - gunung lain.

Pada dasarnya kami tak memperdulikan itu, hanya alam yang kami kagumi dan kami takuti jika rusak dan punah. Semoga hantu di Samarantu gunung Slamet turut menjaga hutan Slamet ya, demi mereka dan kita manusia beradab dan ber Tuhan.

Terima Kasih buat Pak Muhaeri dan Ibu yang telah menerima kami di Base camp Bambangan dengan segala keramahan khas penduduk kaki gunung Indonesia.
Saya bukan seorang pecinta alam yang fanatik, hanya sekedar ikut-ikutan saja. Saya pun hanya punya pengalaman mendaki gunung sekedarnya di beberapa tempat. Gunung yang pernah tercatat pernah saya daki adalah gunung Slamet sebanyak dua kali, gunung Merbabu satu kali dan Gunung Merapi sebanyak tiga kali. Sudah itu. Tapi meski tidak banyak hampir semuanya berkesan dan memberikan pengalaman yang menarik.
Lokasi Keberadaan Pasar Setan
Rute sebuah jalur pendakian di suatu gunung biasanya dipilih berupa medan yang mudah dengan jalur yang tidak terlalu curam. Dalam hal seperti ini kadang ada satu jalur yang akan melewati punggung suatu bukit dengan kondisi yang agak datar. Daerah seperti ini biasanya akan dilewati pendaki sekaligus terkadang dipilih untuk tempat peristirahatan sementara sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak. Daerah punggung bukit inilah yang secara alami umumnya menjadi lokasi keberadaan pasar setan. Punggung bukit ini yang sering berupa bentangan menyerupai lapangan yang relatif datar. Dengan demikian lokasi seperti ini cocok juga untuk dijadikan tempat mendirikan kemah dengan menggunakan perlindungan dari semak-semak atau batu besar supaya terhindari dari angin kencang yang bertiup.
Karakteristik lain yang merupakan ciri-ciri pasar setan adalah daerah ini sudah tidak lagi memiliki banyak pepohonan tinggi dan berbatang besar. Pada daerah ini hanya tinggal semak-semak perdu dengan ketinggian kurang dari dua meter. Dengan demikian angin sangat terasa sekali mengenai tubuh manusia yang sedang berada di daerah ini.
Pada lokasi punggung bukit seperti ini hampir selalu dipastikan pada waktu malam merupakan tempat angin bertiup kencang. Angin malam biasanya akan bertiup dari bawah melewati lereng-lereng secara cepat. Pada saat melewati punggung bukit ini akan bertiup dan memberikan fenomena suara yang berisik. Hal seperti inilah yang kemudian membuat sensasi keriuhan yang dianggap sebagai suara menyerupai suasana pasar. Dengan demikian daerah inilah oleh banyak orang dianggap sebagai daerah pasar setan, karena pasar yang sebenarnya tidak terlihat dan hanya suaranya saja yang terdengar.
Lokasi pasar setan gunung Merapi dilihat siang hari.
Lokasi pasar setan gunung Merapi dilihat siang hari.
Kalau siang sunyi, tak ada angin yang berhembus kencang dari bawah bukit.
Kalau siang sunyi, tak ada angin yang berhembus kencang dari bawah bukit.
Batu-batu besar tertumpuk di sana sini...
Batu-batu besar tertumpuk di sana sini...
Bentuk bentang alam yang karakteristik sebagai lokasi keberadaan pasar setan.
Bentuk bentang alam yang karakteristik sebagai lokasi keberadaan pasar setan.
Pasar Setan Memakan Korban
Di lokasi pasar setan sering dikabarkan memakan korban orang atau pendaki gunung meninggal dunia. Hal ini sebenarnya dapat mudah dimengerti karena perjalanan mendaki gunung biasanya akan memerlukan tempat untuk beristirahat sementara. Salah satu pilihan orang untuk beristirahat kemungkinan besar adalah dipilih daerah di sekitar pasar setan ini. Tentu saja dipilih hal ini karena relatif sudah dekat dengan puncak, daerah ini relatif datar sehingga mudah untuk mendirikan tenda atau sekedar berlindung di bebatuan. Pada saat beristirahat seperti inilah sering terjadi kasus orang kedinginan dan menderita hipotermia misal karena cuaca di atas yang relatif ekstrim seperti turun hujan besar dan kabut gelap. Dengan demikian dapat dimengerti jika banyak korban meninggal dunia yang berlokasi di daerah pasar setan.
Demikian juga kalau ada pendakian yang memaksa kondisi darurat ada yang jatuh kecelakaan atau yang lainnya, maka tempat yang dipilih untuk menunggu sementara adalah di pilih di daerah sekitar pasar setan ini. Dengan berada di tempat ini maka penyelamat relatif dapat mudah mencari dan menemukan korban sehingga tindakan evakuasi dapat segera ditangani.
Orang melakukan pendakian gunung sangat sering melakukannya pada malam hari dalam rangka tujuan melihat matahari terbit dari puncak gunung. Selain itu jika pendakian dilakukan malam hari maka udara juga tidak terlalu panas oleh terik matahari. Perjalanan seperti ini dapat diatur oleh pendaki yang berpengalaman untuk dapat mencapai puncak sebelum matahari terbit. Namun kadang ada juga pendaki yang naik sore hari sehingga dapat sampai puncak sebelum pagi untuk beristirahat di tengah perjalanan. Tempat perjalanan seperti ini biasanya juga dipilih daerah sekitar pasar setan.
Untuk pendakian yang dilakukan pada siang hari. Tentu saja akan memerlukan waktu untuk menginap di atas gunung. Biasanya mereka akan membawa peralatan tenda untuk camping cukup lengkap. Hal ini karena mereka perlu meluangkan waktu menginap semalaman sebelum melanjutkan pendakian ke puncak pada pagi harinya. Lokasi daerah penginapan yang dipilih pun di daerah sekitar pasar setan.
Jadi memang wajarlah kalau keberadaan pasar setan ini menjadi terkenal karena hampir banyak orang dan pendaki gunung selalu melewati daerah ini khususnya saat perjalanan pendakian malam hari.
Keangkeran Pasar Setan
Dalam banyak cerita, biasa dikabarkan cerita tentang penampakan sosok menyerupai orang yang berada di lokasi pasar setan. Bahkan saya menemukan satu blog yang memuat cerita tentang fenomena pasar setan di gunung Sumbing oleh penulis yang mengaku dari tim mapala satu daerah.
Di rute pendakian di gunung Sumbing setelah lokasi Tanjakan Setan ternyata saat beristirahat diketahui menampakkan keramaian seperti pasar. Di sana bahkan kemudian dijumpai sesosok jasad bersemedi yang sudah membeku yang terlihat oleh seluruh anggota. Walaupun setelah akan diabadikan dengan kamera, hal ini tidak berhasil. Di lokasi berdekatan bahkan mereka menjumpai beberapa sosok lima sosok wanita menempel di perbukitan yang terlihat jelas oleh beberapa anggota rombongan.
Suasana mistis yang sama kemungkinan besar juga pernah dihadapi oleh banyak pendaki di lokasi jalur pendakian gunung yang lain. Misal di gunung Slamet, lokasi pasar bubrah yang ada bahkan cenderung lebih terkesan angker. Untuk jalur pendakian dari Kutabawa, harus melewati pasar bubrah yang cukup luas sebelum mencapai daerah puncak gunung.
Keangkeran seperti ini dapat saja dipahami karena suasana saat itu mendukung, kelelahan pendaki setelah berjalan jauh, kegelapan malam dan faktor kondisi alam akibat tekstur gunung, seringkali menyebabkan terjadinya halusinasi. Dari sisi alam ghaib, memang tidak dipungkiri bahwa bisa jadi jin akan muncul menampakkan diri untuk menggoda dan mengganggu iman para pendaki. Toh kita memang wajib beriman pada keberadaan hal-hal yang ghaib sepanjang tidak sampai membawa ke kemusyrikan.
Suasana angker di daerah pasar setan seringkali ditambah akibat keberadaan bekas nisan atau monumen prasasti untuk memperingati meninggalnya pendaki di lokasi itu. Untuk diketahui bahwa di lokasi itu, sebenarnya tidak ada kuburan. Jadi kalau ada pendaki yang meninggal dunia maka selalu akan dibawa turun untuk dimakamkan oleh pihak keluarga di daerah asalnya atau tempat lain. Kalau ada bentuk semacam kuburan, maka itu sebenarnya hanya penanda saja atau lebih berupa prassti peringatan. Tetapi memang keberadaan hal ini menjadi lokasi terlihat lebih menyeramkan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar